Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siap memasang 20 unit sensor sistem peringatan dini (early warning system atau EWS) bencana banjir bandang di aliran sungai di kawasan Gunung Marapi, Sumatra Barat.
Baca Juga:
Badan Geologi: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi 1.000 Meter di Atas Puncak
Direktur Mitigasi Bencana BNPB Berton Suar Pandjaitan di Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024, mengatakan aliran sungai yang akan dipasang sensor EWS di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Kota Padang Panjang.
“Saat ini tim sedang melaksanakan survei di sana mencari titik atau lokasi strategis untuk memasang 20 unit sensor dan rambu mitigasi bencana itu,” kata dia.
Baca Juga:
Erupsi, Gunung Ibu Semburkan Abu Vulkanik Tinggi 4 Kilometer
Potret aliran Sungai Batang Anai di Sumatra Barat setelah banjir bandang yang melanda daerah itu pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Berdasarkan hasil analissi BNPB diketahui Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang merupakan wilayah rawan bencana banjir bandang karena beririsan langsung dengan sejumlah sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Marapi. Gunung berapi tersebut telah beberapa kali erupsi sejak beberapa waktu terakhir.
Baca Juga:
Ada 700 Ribu Meter Kubik Material Vulkanik Marapi Potensi Jadi Banjir Lahar, Menurut BNPB
Data BNPB, 62 warga di kabupaten dan kota setempat meninggal dunia akibat banjir bandang dengan material bercampur dengan hasil aktivitas vulkanik gunung berapi itu.
Berton menilai berbagai informasi sistem EWS tersebut penting bagi masyarakat, supaya mereka meminimalisasi dampak bencana banjir itu jika terjadi kembali.
Ia menyebut potensi dampak bencana itu masih tinggi. Berdasarkan analisa tim ahli geologi, sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik mengendap di kawasan puncak atau lereng Gunung Marapi.
Ia menjelaskan puluhan sensor EWS yang akan dipasang BNPB itu berkemampuan untuk mengukur curah hujan, ketinggian muka air sungai, dan akan terintegrasi dengan sensor cuaca yang telah dipasang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di tiga tempat sekitar lereng Gunung Marapi.
Ia menjelaskan tentang sistem kerja perangkat itu. Bila hujan mengguyur di kawasan hulu sungai sehingga air mengalir dengan deras dan volume air sungai mulai meningkat maka sensor EWS akan membunyikan sirine. Sirine itu sebagai tanda bahaya sehingga masyarakat selanjutnya bisa melakukan penyelamatan diri. (ant)
Halaman Selanjutnya
Berton menilai berbagai informasi sistem EWS tersebut penting bagi masyarakat, supaya mereka meminimalisasi dampak bencana banjir itu jika terjadi kembali.