Jakarta – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, bantuan pompa air untuk pengairan sawah dan pertanian alias pompanisasi merupakan langkah Pemerintah untuk menjaga produksi beras nasional. Hal ini seiring dengan perkiraan El Nino yang diprediksi akan berlangsung panjang.
Baca Juga:
SYL Cs Bayar Sebagian Honor Febri Diansyah Pakai Uang Hasil Palak di Kementan
Amran mengatakan bahwa program pompanisasi adalah satu-satunya solusi cepat dalam mengatasi dampak El Nino dan juga kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung panjang.
“Kenapa kita pasang pompa air? Karena ini adalah solusi cepat. Hari ini kita pompa, hari ini kita bisa tanam karena kalau kita cetak sawah itu butuh waktu lama,” kata Amran dalam keterangannya Rabu, 19 Juni 2024.
Baca Juga:
Eks Sekjen Kementan: Ada Arahan SYL Serahkan Rp800 Juta untuk Firli Bahuri
Amran berharap, dengan upaya ini tidak hanya mengatasi kekurangan dan pasokan air di musim kering saja. Namun, juga meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman (IP) di musim yang akan datang sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara cepat.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman
Baca Juga:
Eks Sekjen Kementan Sebut SYL Pernah Larang Pejabat ‘Service’ Keluarganya
“Harapan kita ke depan, mari kita sinergi, mari kita kolaborasi untuk negeri yang kita cintai. Karena mimpi besar kita ke depan adalah mencukupi beras dalam negeri, bahkan syukur-syukur bisa kita memberi, membantu saudara-saudara kita yang kelaparan di negara lain,” jelasnya.
Adapun Pemerintah menargetkan pompanisasi ini dapat menjangkau 1 juta hektare lahan pertanian serta berencana untuk mencetak sawah baru seluas 1 juta hektare per tahun sebagai strategi jangka panjang. Ini merupakan bagian dari usaha besar untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu lumbung pangan dunia di masa depan.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kekeringan panjang akan terjadi pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober.
“Pompanisasi ini tidak hanya di Jawa Tengah atau hanya di Karanganyar saja, tetapi semua provinsi yang kita perkirakan nanti di bulan Juli, Agustus, September dan Oktober akan kekeringan panjang,” ujar Jokowi.
Menurutnya, program pompanisasi adalah solusi cepat dalam mengantisipasi kemungkinan gagal panen yang rusak akibat gelombang panas yang melanda akhir-akhir ini. Jokowi meyakini pemasangan pompa akan mampu mendorong peningkatan produksi padi untuk memenuhi kecukupan pangan di musim kering mendatang.
Sebagai contoh, Provinsi Jawa Tengah tahun ini ditargetkan mampu berproduksi di atas 9,8 juta ton. Angka tersebut bisa bertambah 1,3 juta ton apabila pompa yang dilakukan berjalan dengan lancar.
Presiden menambahkan, program pompanisasi di Jawa Tengah saat ini sudah mencapai 4.300 unit yang tersebar di 35 kabupaten/kota. Rata-rata, ukuran pompa berkapasitas 8,5 PK hingga ada yang mencapai 18 PK.
“Saya rasa terjadinya kekeringan yang kita perkirakan panjang ini bisa diantisipasi dengan langkah tersebut (pompa). Di Jawa Tengah sudah diterima di provinsi, di Kodam, itu 4.300 pompa, baik yang PK-nya 8,5 PK maupun yang 18 PK seperti yang ada di sini,” katanya.
Untuk diketahui, pompanisasi adalah program irigasi sawah dengan menggunakan sistem pipa yang terpasang dari sungai serta air tanah ke sawah-sawah yang akan sangat berguna untuk memastikan ketersediaan air di musim kering. Presiden juga menyatakan bahwa hujan buatan akan dimaksimalkan di akhir musim hujan untuk mendukung upaya tersebut.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kekeringan panjang akan terjadi pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober.