VIVA – Ace Hasan Syadzily selaku Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tenda-tenda jemaah haji Indonesia di Mina.
Baca Juga:
Wakil Ketua MPR Sebut Pengusul Pansus Haji Tak Tahu soal Ekosistem Haji
Ace menyampaikan lima hal penting yang menurutnya jemaah haji Indonesia memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Hal itu diungkapkannya pada Senin 17 Juni 2024 di tenda jamaah haji Indonesia di Mina, Makkah, Arab Saudi.
1. Kapasitas yang Berlebihan
Baca Juga:
Petinggi MUI Mengaku Tak Sanggup Urus Penyelenggaraan Haji andai Jadi Menteri Agama
Tenda jamaah haji Indonesia di Mina saja tidak cukup
Saat melakukan sidak ke Maktab 72 di Mina, Makkah, Arab Saudi, Ace menyampaikan bahwa ada tenda yang seharusnya menampung 440 jamaah, namun setelah ditelusuri lebih lanjut tenda tersebut hanya bisa menampung 380 jemaah. Kapasitas yang berlebihan ini membuat jemaah haji berdesakan dan 50 orang lainnya dipindahkan ke tempat lain.
Baca Juga:
Arab Saudi: Sebagian Besar Korban Meninggal Jemaah Haji Tak Berizin
“Di JKS 11, yang seharusnya menampung 440 orang jamaah, ternyata hanya memiliki kapasitas sekitar 380 orang. Akibatnya, sekitar 50 orang jamaah harus dipindahkan ke tenda lain,” kata Ace Hasan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
2. Fasilitas MCK yang Memprihatinkan
Selain mencatat masalah tenda jamaah yang melebihi kapasitas, Ace juga mencatat terbatasnya ketersediaan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus). Padahal seharusnya MCK jadi fasilitas yang mendasar bagi jemaah haji.
Ace menjelaskan bahwa jamaah haji Indonesia sering kali harus antre panjang untuk menggunakan fasilitas MCK pada waktu-waktu tertentu, terutama menjelang shalat. Jumlah MCK yang sedikit itu membuat beberapa jemaah terpaksa harus buat air kecil di luar toilet.
“Bahkan, kami menemukan beberapa jamaah terpaksa buang air kecil di luar toilet, yang tentu saja mengganggu kenyamanan,” katanya.
3. Akses ke Tenda Menyulitkan Jemaah Lansia
Catatan ketiga, Ace menyoroti kesulitan akses tenda bagi jamaah lanjut usia (lansia) yang harus naik tangga. Hal itu membuktikan bahwa tenda jemaah haji Indonesia di Mina tidak ramah untuk lansia.
“Di maktab 72, tenda JKS 10 dan JKS 11, jamaah lansia mengalami kesulitan untuk naik tangga. Hal ini perlu menjadi perhatian untuk menciptakan haji yang ramah lansia,” katanya.
4. Menu Makanan yang Tidak Konsisten
Selanjutnya, Ace juga menyinggung masalah ketersediaan makanan yang meskipun sudah ada perbaikan dari haji tahun lalu, namun masih banyak keluhan soal menu makanan.
Oleh karena itu, ia berharap DPR dan pemerintah dapat memastikan pengadaan konsumsi yang beragam dan sesuai dengan cita rasa Nusantara.
“Ada keluhan bahwa menu makanan kadang-kadang banyak, kadang-kadang sedikit, dan selama di Makkah, menunya hanya daging paha semua. Ini perlu diperbaiki ke depannya,” tuturnya.
5. Perlu Adanya Perbaikan
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, Ace Hasan mengingatkan perlunya perbaikan untuk meningkatkan kenyamanan dan pelayanan bagi jamaah haji Indonesia ke depannya.
“Ini semua harus menjadi bahan perbaikan, terutama untuk memastikan ketersediaan toilet yang memadai dan makanan yang sesuai selera jamaah,” kata dia.
Halaman Selanjutnya
Selain mencatat masalah tenda jamaah yang melebihi kapasitas, Ace juga mencatat terbatasnya ketersediaan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus). Padahal seharusnya MCK jadi fasilitas yang mendasar bagi jemaah haji.