Jakarta – Saham Asia-Pasifik membuka bursa dengan pergerakkan beragam karena pelaku pasar masih menunggu keputusan suku bunga Tiongkok untuk jangka waktu satu dan lima tahun.
Baca Juga:
Ekonom Proyeksikan BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuannya di 6,25 Persen
Penetapan suku bunga satu tahun berfungsi sebagai patokan (tolok ukur) sebagian besar pinjaman perusahaan dan pinjaman rumah tangga (pinjaman rumah tangga). Sementara suku bunga lima tahun merupakan dasar bagi perhitungan hipotek properti. Mengutip CNBC, saat ini suku bunga satu tahun sebesar 3,45 persen dan suku bunga lima tahun 3,95 persen.
People’s Bank of China telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun di angka 2,5 persen. Pengumuman telah dilaporkan pada awal pekan ini.
Baca Juga:
6 Tips Investasi Warren Buffett, Sudah Dipraktekkan Lebih Dari Satu Dekade Terbukti Raup Cuan
Ilustrasi saham asia merosot
Sikap pelaku pasar menjadi sentimen terhadap pergerakan saham. Kospi Korea Selatan menguat 0,06 persen sejalan dengan Kosdaq yang naik tipis 0,04 persen.
Baca Juga:
Tina Meilina Dipercaya jadi Dirut BRI-MI, Berikut Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Terbaru
Berbanding terbalik dengan Nikkei 225 jepang dan Topix yang melemah pada pembukaan bursa pagi ini. Masing-masing mengalami koreksi 0,28 persen dan 0,12 persen. Begitu juga saham S&P/ASX 200 Australia yang ikut tergelincir.
Perekonomian Selandia Baru berhasil keluar dari resesi dengan mencatat pertumbuhan 0,2 persen dari kuartal ke kuartal (QoQ) dalam tiga bulan pertama tahun ini. Hasil tersebut mengalahkan ekspektasi pasar yang memperkirakan hanya naik 0,1 persen. Ekonomi Selandia Baru tumbuh 0,2 persen secara tahunan.
Indeks Hang Seng Hong Kong terjun posisi terakhir penutupan perdagangan kemarin di level 18.430.39 menjadi 18.391.
Saham di Wall Street juga bervariasi. S&P 500 naik 0,04 persen dan Nasdaq Composite bergerak 0,19 persen lebih tinggi. Sayangnya, Dow Jones Industrial Average melemah 0,17 persen.
Halaman Selanjutnya
Perekonomian Selandia Baru berhasil keluar dari resesi dengan mencatat pertumbuhan 0,2 persen dari kuartal ke kuartal (QoQ) dalam tiga bulan pertama tahun ini. Hasil tersebut mengalahkan ekspektasi pasar yang memperkirakan hanya naik 0,1 persen. Ekonomi Selandia Baru tumbuh 0,2 persen secara tahunan.