Jakarta – PT Pertamina Gas alias Pertagas sebagai bagian dari subholding gas Pertamina, berkomitmen untuk turut serta dalam membangun industri gas nasional dari hulu hingga ke hilir. Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso mengatakan, salah satu implementasinya yakni melalui dukungan terhadap upaya integrasi pipa transmisi gas bumi Pulau Sumatera, yang akan tersambung hingga Jawa Barat dan Jawa Timur.
Baca Juga:
Menperin Tagih Konsistensi Sri Mulyani Lindungi Industri Tekstil Nasional
“Integrasi tersebut nantinya akan memberikan manfaat bagi berbagai sektor, mulai dari peningkatan monetisasi gas bumi di sektor hulu, naiknya utilisasi pipa di transporter, hingga pemenuhan gas di sektor hilir,” kata Gamal di Forum Gas Nasional 2024, Jumat, 21 Juni 2024.
Pertagas Kelola 2.713 Km Pipa Gas
Baca Juga:
Intip Pameran Helikopter Terbesar se-Asia Tenggara di Soetta
Ilustrasi proyek pipa gas.
Dia memaparkan, sebagai pemain utama dalam penyediaan infrastruktur energi di Indonesia, Pertagas memiliki jaringan pipa transmisi gas bumi sepanjang 2.713 km, yang terkoneksi dengan pipa transmisi milik Sub Holding Gas.
Baca Juga:
Relaksasi Impor Rugikan Produsen Nasional, Pemerintah Diminta Prioritaskan Daya Saing Industri Lokal
“Hal ini merupakan tonggak pencapaian penting, dalam upaya mengintegrasikan pipa transmisi gas bumi dari Pulau Sumatera hingga Jawa nantinya,” ujarnya.
Selain itu, Gamal memastikan bahwa pipa Pertagas selama ini juga telah menyalurkan gas bumi ke tuntutan industri strategis nasional, seperti misalnya industri pupuk, kilang, kelistrikan, baja, dan industri pengguna akhir lainnya di Indonesia.
“Kapasitas operasi yang dimiliki Pertagas saat ini memungkinkan untuk penyaluran gas bumi terintegrasi dari Jawa Timur ke Jawa Barat melalui pipa Cisem (Cirebon-Semarang) tahap 2 nantinya,” kata Gamal.
Dia pun menjelaskan sejumlah manfaat apabila pipa-pipa tersebut sudah dapat tersambung, dimana penyaluran gas bumi akan dapat terkoneksi dari wilayah Jawa Timur ke Jawa Barat. Sehingga, diharapkan surplus pasokan gas bumi di Jawa Timur dapat memenuhi defisit kebutuhan gas di Jawa Barat.
“Agar dapat terutilisasi dengan optimal, integrasi pipa transmisi gas bumi dari Sumatera hingga Jawa akan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu Interkoneksi, Integrasi, dan Interoperabilitas,” ujar Gamal
Dia merinci, pada tahap pertama yakni interkoneksi pipa gas yang sudah dimulai dari tahun 2020, dengan integrasi pipa Southe Sumatera West Java (SSWJ) milik Sub Holding Gas dengan pipa West Java Area (WJA) milik Pertagas. Tahapan interkoneksi ini akan paralel berjalan dengan tahapan lainnya, hingga tahun 2027 dengan selesainya interkoneksi pipa Dumai-Sei-Mangkei.
Tahap kedua, yaitu integrasi sistem operasi, rute, dan skema komersial lintas pipa transmisi. Kemudian tahap terakhir yakni interoperability, dilakukan dengan menerapkan skema Gas Transporter Agreement (GTA) Multi-transporter dan Gas Sales Agreement (GSA) Multi Destination. Hal ini diharapkan mampu menciptakan fleksibilitas penyaluran, yang akan dikoordinasikan secara operasionalnya di tim Integrated Command Center.
“Sebagai operator pipa transmisi Cisem tahap-1 milik LEMIGAS Kementerian ESDM, Pertagas sebagai bagian dari Sub Holding Gas, berharap dapat mendukung integrasi pipa transmisi Sumatera-Jawa yang bertujuan untuk mencapai optimalisasi utilisasi gas bumi di Indonesia,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
“Kapasitas operasi yang dimiliki Pertagas saat ini memungkinkan untuk penyaluran gas bumi terintegrasi dari Jawa Timur ke Jawa Barat melalui pipa Cisem (Cirebon-Semarang) tahap 2 nantinya,” kata Gamal.