Sebuah tragedi di Karibia menyebabkan 113 orang tewas setelah Air France Jet Boeing jatuh di lereng gunung.
Kengerian terjadi di pulau Guadeloupe yang indah 62 tahun lalu setelah pulau itu tenggelam saat mendekati bandara.
Boeing 707-328 milik Air France sedang melakukan perjalanan pada rute jarak jauh terjadwal dari Paris melalui Lisbon, Azores, Guadeloupe dan Peru ke Santiago, Chili.
Peristiwa itu terjadi ketika pesawat mencoba mendarat di kota kedua di negara kepulauan itu, Pointe-à-Pitre.
Mengapa tepatnya pesawat tersebut jatuh di lereng gunung masih menjadi misteri, meskipun cuaca buruk dan kurangnya informasi mengenai hal tersebut dikatakan berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut.
Seluruh 103 penumpang dan 10 awak pesawat tewas setelah meledak di bukit hutan pada 22 Juni 1962.
Pesawat itu baru berumur empat bulan.
Bagaimana pesawat Air France penerbangan 117 jatuh
Sampai saat ini, kecelakaan tragis tersebut merupakan kecelakaan terburuk ke-11 yang melibatkan Boeing 707, namun rincian penyebabnya masih terbatas.
Saat itu, kotak hitam yang merekam seluruh data penerbangan baru saja hendak dipasang di pesawat komersial.
Di AS, perekam suara kokpit menjadi persyaratan pada pesawat dengan empat mesin atau lebih pada tahun 1967.
Namun kondisi pada hari itu tidak ideal, dan bandara ini dikelilingi oleh pegunungan dan memerlukan turunan yang curam.
Cuaca hari itu disertai badai petir dahsyat dan awan yang menggantung rendah.
Lebih buruk lagi, suar navigasi VOR tidak berfungsi.
Badai petir menyebabkan pesawat menyimpang 15,3 mil ke arah barat dari lintasan setelah mengacaukan pembacaan pencari arah otomatis.
Kecelakaan itu terjadi di bukit bernama Dos D’Ane yang diterjemahkan sebagai Punggung Keledai pada ketinggian sekitar 1.400 kaki.
Setelah kecelakaan itu
Kecelakaan itu terjadi kurang dari tiga minggu setelah Boeing 707 milik Air France lainnya jatuh pada 3 Juni 1962.
Penyelidikan terhadap kejadian tersebut tidak dapat menunjukkan alasan pastinya, namun dikatakan bahwa informasi cuaca yang tidak memadai kepada awak kapal, kegagalan peralatan darat dan dampak atmosfer pada indikator ADF menciptakan bencana yang mematikan.
Pilot Air France mengkritik bandara yang kurang berkembang seperti bandara Guadeloupe karena tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menangani jet.
Tex Johnston, kepala pilot penguji di Boeing Aircraft, menyatakan dalam otobiografinya tahun 2014 bahwa awak Air France ‘biasanya terlambat’ untuk pelatihan awak yang diselenggarakan oleh pabrikan dan ‘terkadang pesawat tidak diservis.’
Hubungi tim berita kami dengan mengirim email kepada kami di webnews@metro.co.uk.
Untuk lebih banyak cerita seperti ini, periksa halaman berita kami.
LEBIH : Cek fakta: Berapa banyak pemimpin partai di Inggris yang menggunakan jet pribadi?
LEBIH : CEO Boeing meminta maaf kepada keluarga korban kecelakaan pesawat di tengah seruan bahwa dia ‘harus dipenjara’
LEBIH : Dua pilot yang menerbangkan pesawat era Perang Dunia II jatuh dan meninggal di acara Hari Ayah
Dapatkan berita terkini, cerita menyenangkan, analisis, dan banyak lagi yang perlu Anda ketahui
Situs ini dilindungi oleh reCAPTCHA dan Google Kebijakan pribadi Dan Ketentuan Layanan menerapkan.