Home Uncategorized Pemanasan global: pahami apa itu!

Pemanasan global: pahami apa itu!

45
0
Pemanasan global: pahami apa itu!




Pemanasan global

Foto: Paul Souders

HAI Pemanasan global adalah peningkatan suhu yang tidak normal di Planet Bumiterutama disebabkan oleh emisi gas rumah kaca ke atmosfer akibat tindakan manusia. Diperkirakan pada tahun 2023 suhu rata-rata 1,45°C (dengan selisih kurang lebih 0,12°C) lebih tinggi dari suhu yang tercatat pada tahun 1850 hingga 1900..

Gejolak global ini menyebabkan kerusakan pada lingkungan, kehidupan manusia, perekonomian dan seluruh keanekaragaman hayati. HAI mencairnya gletser, naiknya permukaan air laut dan rasa panas terasa di kulit Setiap hari adalah contoh dampak dari fenomena ini.

Untuk memerangi pemanasan global, langkah-langkah seperti penggunaan energi bersih, reboisasi, dan tindakan publik harus didorong. Jika tidak ada tindakan yang diambil, situasi bisa menjadi lebih buruk dalam jangka pendek dan panjang.

Apa itu pemanasan global?

Pemanasan global didefinisikan sebagai peningkatan abnormal suhu rata-rata lautan dan lapisan udara di Planet Bumi. Fenomena global mendidih ini disebabkan langsung oleh ulah manusia, namun bisa juga karena sebab alamiah.

Peningkatan ini berdasarkan pengukuran pada masa pra-industri. Menurut data laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), tahun 2023 memiliki suhu rata-rata 1,45°C (dengan margin plus atau minus 0,12°C) di atas rata-rata yang tercatat pada tahun 1850 hingga 1900.

Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global disebabkan oleh akumulasi gas rumah kaca di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2). Proses ini terutama disebabkan oleh tindakan manusia.

Pembakaran bahan bakar fosil (bensin, solar, gas alam) untuk menghasilkan energi, kegiatan industri, polusi udara dan air, kebakaran dan penggundulan hutan adalah beberapa contoh aktivitas manusia yang menghasilkan peningkatan gas-gas tersebut di atmosfer.



Pemanasan global

Pemanasan global

Foto: Dmitrii Marchenko

Dampak Pemanasan Global

Peningkatan suhu yang tidak normal disebabkan oleh Pemanasan global menghasilkan perubahan yang dapat menyebabkan beberapa masalah yang tidak dapat diubah lagi bagi Planet Bumi. Mencairnya lapisan es di kutub, misalnya, menyebabkan naiknya permukaan air laut dan akibatnya terjadi banjir di pulau-pulau dan garis pantai.

Selain itu, peningkatan fenomena iklim seperti banjir, angin topan, tsunami, gempa bumi, dan kekeringan disebabkan oleh pemanasan global. Masalah-masalah ini dan masalah lainnya mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam.



Pemanasan global

Pemanasan global

Foto: thianchai sitthikongsak

Dampak Sosial dan Ekonomi

Ketidakseimbangan lingkungan yang diakibatkan oleh pemanasan global juga menimbulkan permasalahan sosial dan ekonomi bagi Planet Bumi. Meningkatnya kemiskinan, pengungsian massal dan kesenjangan sosial adalah contohnya.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), peristiwa terkait iklim menyebabkan rata-rata 23,1 juta orang mengungsi setiap tahun antara tahun 2010 dan 2019, yang menjadikan orang-orang ini lebih rentan terhadap kemiskinan.

Bencana lingkungan juga menimbulkan masalah ekonomi. Menurut penelitian oleh Adrien Bilal dan Diego R. Känzig, dari Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER)diperkirakan kerusakan makroekonomi akibat perubahan iklim sudah enam kali lebih besar dari perkiraan.

Selain itu, peningkatan suhu rata-rata global sebesar 1ºC berarti penurunan PDB dunia sebesar 12%.



Pemanasan global

Pemanasan global

Foto: Lucas Ninno

Bukti ilmiah

Laporan Penilaian Keenam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyajikan beberapa kesimpulan mengenai pemanasan global. Dibandingkan periode 1850 hingga 1900, suhu permukaan global meningkat sebesar 1,1ºC antara tahun 2011 dan 2020.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah rata-rata permukaan laut meningkat sebesar 0,20 meter (dengan margin kesalahan sekitar 0,05) antara tahun 1901 dan 2018. Setidaknya sejak tahun 1971 dan seterusnya, tindakan manusia adalah penyebab utama perubahan ini.

Seiring dengan naiknya permukaan air laut, laporan tersebut juga menyebutkan menyusutnya gletser, pengasaman bagian atas lautan, dan peningkatan suhu ekstrem yang ekstrem. Selain IPCC, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menerbitkan penelitian yang mengonfirmasi bahwa tahun 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu rata-rata 1,45°C (dengan margin plus atau minus 0,12°C) di atas rata-rata. dari tahun 1850 hingga 1900.

Solusi

Meski bukan tugas yang mudah, manusia dapat melakukan beberapa upaya untuk memerangi pemanasan global. Dalam kehidupan sehari-hari, mengurangi penggunaan mobil, berinvestasi pada energi terbarukan, menanam pohon, dan melaporkan kebakaran serta penggundulan hutan, misalnya, dapat menjadi cara sederhana untuk mengurangi emisi gas ke atmosfer.

Untuk mengatasi pemanasan global, penggunaan energi terbarukan muncul sebagai salah satu solusinya. Sumber energi bersih, seperti tenaga surya, angin, dan pembangkit listrik tenaga air, tidak mengeluarkan gas ke atmosfer. Selain itu, bahan-bahan tersebut dihasilkan oleh sumber-sumber alam, seperti matahari, angin, dan air, yang berarti bahan-bahan tersebut mudah dipulihkan.

Efisiensi energi ditentukan oleh penggunaan sumber daya secara rasional dan sadar. Langkah ini dapat diwujudkan dengan pengurangan konsumsi energi, penggunaan energi terbarukan, dan pilihan peralatan yang lebih efisien.

Di Brazil, pertukaran lampu pijar dengan model LED merupakan contoh efisiensi energi di rumah. Negara ini juga mengadopsi Program Efisiensi Energi (PEE), yang bertujuan untuk mempromosikan penggunaan energi listrik yang efisien, mengurangi limbah dan berinvestasi dalam proyek-proyek yang berupaya mengoptimalkan konsumsi energi.

  • Reboisasi dan konservasi hutan

Reboisasi dan konservasi hutan membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Penghapusan karbon dioksida, misalnya, terjadi melalui fotosintesis. Kegiatan-kegiatan ini telah diakui sebagai langkah-langkah untuk memerangi perubahan iklim.

  • Kebijakan publik dan perjanjian internasional

Kebijakan seperti Program Efisiensi Energi (PEE) dan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim Nasional (PNA) digunakan untuk memerangi pemanasan global. Namun, Perjanjian Paris adalah salah satu langkah yang paling terkenal.

Perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas negara-negara dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Perjanjian untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mendorong pembangunan berkelanjutan ditandatangani oleh 195 negara.

Salah satu langkah Perjanjian ini adalah tekad bahwa negara-negara maju menginvestasikan 100 miliar dolar per tahun dalam upaya memerangi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di negara-negara berkembang.

  • Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon

Selain pembuangan gas melalui alam, terdapat proses Penangkapan dan Penyimpanan Karbon yang mencegah zat tersebut masuk ke atmosfer. Dalam inisiatif kontroversial ini, CO2 dipisahkan secara artifisial dari gas lain sebelum atau sesudah pembakaran.

Setelah pemisahan ini selesai, gas disimpan dan diangkut ke lokasi yang sesuai. Namun prosesnya cukup mahal dan menghabiskan banyak energi.

Adaptasi terhadap Perubahan Iklim

Menurut IPCC (2014), adaptasi harus dilakukan untuk mengurangi atau menghindari kerusakan akibat pemanasan global. Selain itu, hal ini dapat digunakan untuk menjajaki peluang-peluang bermanfaat dari perubahan iklim.

Untuk mendorong pengurangan risiko yang timbul dari perubahan iklim, Pemerintah Federal menetapkan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim Nasional (PNA) pada tahun 2016.

Pentingnya pendidikan lingkungan hidup

Pendidikan lingkungan hidup, khususnya bagi generasi muda, sangat penting untuk membangun perubahan jangka panjang. Kesadaran ini dapat memberdayakan kebutuhan ekologis generasi masyarakat. Dengan kata lain, akses terhadap informasi mengenai pemanasan global, perubahan iklim, keberlanjutan dan lain-lain menjadi kunci perubahan perilaku dan sikap.

Penolakan iklim

Salah satu alasan pentingnya pendidikan lingkungan hidup adalah untuk memerangi penolakan iklim. Menurut penelitian Datafolha Institute, pada tahun 2019, 15% penduduk Brasil tidak percaya bahwa bumi sedang memanas.

Proyeksi iklim masa depan

Menurut laporan IPCC, meskipun emisinya sangat rendah, pemanasan global kemungkinan besar akan mencapai 1,5ºC dalam jangka pendek. Namun, dalam skenario emisi tinggi, pemanasan bumi bisa melebihi 1,5ºC. Namun dalam beberapa skenario, suhu turun di bawah 1,5ºC. Namun proyeksi yang paling pesimistis menunjukkan kemungkinan peningkatan di atas 4ºC pada tahun 2100.

Source link