Beberapa tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan berantai terhadap beberapa orang di Ado-Ekiti, ibu kota negara bagian Ekiti dan kejahatan lain yang dilakukan di seluruh negara bagian telah ditangkap dan diarak oleh komando Kepolisian negara bagian Ekti.
Terjadi ketegangan di Ado-Ekiti, ibu kota negara bagian Ekiti pekan lalu setelah tiga orang tewas di siang hari bolong dalam waktu empat puluh delapan jam.
Para korban termasuk seorang operator POS, seorang penjual beras di Pasar Bisi dan seorang pengurus Okada Rider Association.
Yang pertama adalah seorang eksekutif pengendara sepeda motor komersial yang tewas pada hari Selasa, sementara operator POS populer yang dikenal sebagai Alfa juga tewas pada hari Kamis di daerah Adebayo, yang berdekatan dengan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Negeri Ekiti, Ado-Ekiti.
Beberapa jam kemudian, para pembunuh juga membunuh seorang pedagang di Oja Bisi sehingga menimbulkan keributan dan kepanikan.
Para tersangka termasuk geng aliran sesat terkenal dan beberapa penjahat terkenal lainnya yang datang ke negara bagian tersebut dari negara bagian dataran tinggi.
Memberikan pengarahan kepada wartawan pada hari Rabu di Komando Polisi Negara Ekiti di Ado-Ekiti, Petugas Humas Polisi (PPRO), DSP Abutu Sunday, mengatakan bahwa komando tersebut juga menangkap seorang pembobol penjara dan perampok bersenjata terkenal.
Juru bicara Kepolisian mengatakan tersangka bersama empat tersangka lainnya sebelumnya pada tahun 2012 telah ditangkap atas tindak pidana konspirasi dan perampokan bersenjata.
“Mereka didakwa di pengadilan dan ditahan di pusat pemasyarakatan, Ado-Ekiti. Saat berada di pusat pemasyarakatan, tersangka dan seorang bernama Jimoh Sadiku berkolusi dengan anggota geng mereka di luar pusat pemasyarakatan dan merusak gerbang pusat pemasyarakatan yang mengakibatkan 220 narapidana melarikan diri.
Polisi mengatakan penyelidikan mengungkapkan bahwa tersangka kemudian melarikan diri ke Uni Emirat Arab (UEA) di mana dia terlibat dalam kasus pembunuhan. Dia ditangkap, dipenjara selama enam tahun dan kemudian dipulangkan ke Nigeria.