Loofah, juga dikenal sebagai luffa, merupakan pilihan populer untuk membersihkan dan mengelupas kulit saat mandi.
Namun, dokter kulit sering kali menyarankan agar tidak menggunakannya dan menyarankan alat alternatif.
Kekhawatiran utama berkaitan dengan kebersihan dan risiko infeksi kulit akibat pertumbuhan bakteri pada loofah.
Terbuat dari apakah loofah?
Loofah, yang secara tradisional bersumber dari bagian dalam buah tanaman luffa yang berserat, digunakan sebagai spons penggosok alami untuk membersihkan dan mengelupas kulit. Tanaman yang merupakan bagian dari keluarga labu Cucurbitaceae yang mencakup labu dan mentimun ini dikupas dan dikeringkan untuk membuat spons loofah.
TRIK MENGGUNAKAN SPONS VIRAL WANITA DIKATAKAN SEBAGAI ALTERNATIF HEMAT UANG DARIPADA LEMBARAN PENGERING
Dikenal karena sifat pengelupasannya serta kemampuannya untuk menyabuni dan membersihkan, loofah telah menjadi bahan pokok kamar mandi sejak lama.
Versi sintetis yang terbuat dari plastik atau bahan alternatif sekarang umum digunakan.
Alasan menghindari penggunaan loofah untuk mandi
Biasanya, loofah disimpan di kamar mandi setelah digunakan. Lingkungan yang lembab menjadi tempat berkembang biaknya bakteri yang menempel pada loofah.
Menurut MedicineNet.com, spons mandi bisa berbahaya karena merupakan “tempat berkembang biaknya kuman”. Karena orang yang mandi menggunakan spons mandi untuk menggosok kulit mati, sel-sel kulit mati akan tersangkut di pori-pori spons, yang menyebabkan pertumbuhan bakteri.
“Ini bertindak sebagai lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri, jamur, dan kapang.”
Jenis bakteri umum yang dapat tumbuh di loofah adalah spesies Pseudomonas dan Enterobacteriales, kata National Library of Medicine.
Mereka juga dapat menjadi habitat bakteri lain seperti E. coli.
APAKAH ANDA SUDAH CUKUP MENCUCI HANDUK MANDI? INILAH YANG DIKATAKAN PARA AHLI
Loofah yang terkontaminasi bahkan telah dikaitkan dengan kasus Pseudomonas folliculitis, infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa yang biasanya berkembang dari bak mandi air panas umum, kolam renang atau spa.
Bakteri yang dapat berkembang biak dalam spons, bersama dengan potensinya untuk menyebabkan mikrotrauma karena sifat abrasifnya, membuat loofah menjadi pilihan yang tidak diinginkan oleh banyak dokter kulit.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAFTAR NEWSLETTER GAYA HIDUP KAMI
Mereka sering menyarankan bahwa jika loofah digunakan, penggunaannya harus dibatasi hingga satu atau dua kali seminggu dan dihindari sama sekali selama beberapa hari setelah bercukur untuk mencegah bakteri masuk melalui luka kecil pada kulit.
Seberapa sering Anda harus mengganti loofah Anda?
Biasanya Anda disarankan membuang loofah alami setelah tiga hingga empat minggu penggunaan, yang juga merupakan rekomendasi dari Klinik Cleveland.
Loofah plastik dapat bertahan selama dua bulan. Namun, jika loofah menunjukkan tanda-tanda jamur atau lumut, sebaiknya segera dibuang.
Alternatif pengganti spons mandi loofah
Jika Anda yakin bahwa Anda harus menghilangkan loofah dari rutinitas kamar mandi Anda, ada baiknya mengetahui alternatif yang tersedia.
Untuk artikel Gaya Hidup lainnya, kunjungi www.foxnews/lifestyle
Kain lap adalah pilihan yang lebih aman karena dapat sering dicuci sehingga mengurangi penumpukan bakteri.
Scrubber mandi silikon adalah alternatif lain, meskipun memerlukan pembersihan rutin.
Spons laut merupakan pilihan alami yang mengandung enzim untuk mencegah bakteri. Spons laut tidak mengandung bahan pengawet dan pewarna.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Bagi mereka yang memilih untuk terus menggunakan loofah, penting untuk membersihkannya secara menyeluruh dan memastikannya benar-benar kering setelah digunakan.