Jakarta – Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan bahwa kontribusi air minum dalam kemasaran (AMDK) dan industri makanan dan minuman bagi perekonomian nasional sebesar 6,4 persen terhadap PDB dan 38,05 persen terhadap total industri non-migas nasional.
Baca Juga:
Dorong Pelaku Usaha Terapkan Ekonomi Sirkular, Kemenko Marves Tegaskan Serius Tangani Isu Sampah
Data tersebut juga menunjukkan, mayoritas atau 40,64 persen rumah tangga Indonesia menjadikan air minum dalam kemasan sebagai sumber air minum mereka. Beredar kabar jika anak mengonsumsi AMDK galon guna ulang bisa menyebabkan autis. Benarkah demikian?
Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rini Sekartini, menyebut hingga saat ini belum ada bukti bahwa AMDK berbahan Polikarbonat bisa menyebabkan penyakit autis pada anak.
Baca Juga:
Cuaca Panas Ekstrem, Dion Wiyoko Punya Trik agar Hidrasi Tubuh Tetap Terjaga
Itulah sebabnya hingga saat ini belum ada kajian yang dilakukan terkait hal tersebut. “Tidak ada kajian tentang pengaruh air dari galon guna ulang biru dengan penyakit autis pada anak. Sebab, belum ada buktinya juga,” kata dia.
Rini menuturkan bahwa autis atau autisme merupakan masalah atau gangguan perilaku pada anak yang disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor genetik. Beberapa faktor risiko yang teridentifikasi seperti riwayat prematur, riwayat kejang pada masa bayi, dan karena infeksi masa lampau.
Baca Juga:
Heboh Pesan Berantai dari MUI Bumbu Masak Mengandung Babi, Ternyata Hoax
“Namun, yang pasti, sekali lagi bahwa air galon guna ulang tidak menjadi penyebab autis. Itu sudah pasti salah, sebab belum ada satu pun penelitian yang mengungkapnya,” tegas dia.
Para konsumen AMDK galon guna ulang biru berbahan Polikarbonat (PC) mengaku sama sekali tidak percaya terhadap hoax yang mengatakan air galon tersebut bisa menyebabkan autis pada anak. Mereka justru menganggap air galon guna ulang ini paling baik untuk diminum dibanding air kemasan lainnya.
Sejumlah konsumen berkata sama di lokasi yang berbeda. Nisa misalnya. Karyawati sebuah lembaga yang menyoroti perilaku konsumen ini mengaku sudah mengonsumsi air kemasan galon guna ulang sejak kecil. Namun, dirinya sehat-sehat saja sampai sekarang.
“Saya minum sejak kecil tapi enggak pernah divonis autis. Air ini justru menurut saya sangat bagus untuk kesehatan,” katanya. Ia juga menuturkan semua karyawan dan karyawati di tempatnya bekerja juga mengonsumsi air galon guna ulang setiap hari.
Hal senada dikemukakan seorang ibu bernama Ance. Ia mengaku selalu mengonsumsi air galon guna ulang, termasuk saat hamil keempat anak-anaknya. Menurut dia, semua anaknya sehat-sehat saja.
“Sampai anak-anak saya sudah kuliah dan SMA, sehat-sehat saja kok. Jadi, saya kira berita air galon bisa menyebabkan autis itu hoax,” ujar guru yang bekerja di sebuah sekolah swasta ini.
Komentar serupa juga diungkapkan seorang bapak bernama Samsul. Ia bilang kalau sejak kecil mengonsumsi air galon guna ulang.
Bahkan, kantor tempatnya bekerja saat ini juga mengonsumsi air galon guna ulang yang sudah disediakan. “Aneh kalau ada pernyataan yang mengatakan minum air galon guna ulang bisa menyebabkan anak jadi autis,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Sejumlah konsumen berkata sama di lokasi yang berbeda. Nisa misalnya. Karyawati sebuah lembaga yang menyoroti perilaku konsumen ini mengaku sudah mengonsumsi air kemasan galon guna ulang sejak kecil. Namun, dirinya sehat-sehat saja sampai sekarang.