Jakarta – Indeks harga saham gabungan atau IHSG menguat 19 poin atau 0,28 persen di level 6.838, pada pembukaan perdagangan Jumat, 21 Juni 2024.
Baca Juga:
Saham Asia Berfluktuasi Tertekan Data Inflasi Jepang
Kepala Riset Ritel Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memprediksi bahwa IHSG berpotensi melakukan mematahkan resistensi pada perdagangan hari ini.
“Hari ini IHSG berpotensi mencoba mematahkan resistensi di 6.830,” kata Fanny dalam riset hariannya, Jumat, 21 Juni 2024.
Baca Juga:
IHSG Diproyeksi Menguat Ditopang Peningkatan Volume Pembelian, Intip Saham Berpotensi Cuan Hari Ini
Sebagai informasi, Break Resistance saham merupakan kondisi di mana harga saham mengalami kenaikan drastis sehingga berhasil menembus resisten tertentu. Di mana resisten tersebut sebelumnya sulit untuk ditembus.
Pengaruh COVID-19 Terhadap Volatilitas Harga Saham
Baca Juga:
Incar Dana Segar Rp 75 Miliar, Produsen Spesialis Produk Kacang Ini Siap Melantai di BEI
Dia mengatakan, bursa Asia akan bervariatif dan investor tunggu dan lihat data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Sementara pasar Asia-Pasifik ditutup beragam, setelah China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada penetapan bulanan yang sesuai dengan perkiraan.
Suku bunga pinjaman utama (LPR) satu tahun dipertahankan pada 3,45 persen, sedangkan LPR lima tahun tidak berubah pada 3,95 persen.
Ilustrasi saham asia merosot
Indeks Hang Seng melemah 0,52 persen pada Kamis, 20 Juni 2024, seiring Indeks Shanghai Composite yang juga turun 0,42 persen. Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,37 persen, Nikkei 225 Jepang naik 0,16 persen, dan Topix yang berbasis luas turun 0,11 persen.
Di sisi lain, investor Asia menantikan rilis data klaim awal pengangguran Amerika Serikat (AS), yang akan diumumkan malam nanti. Hal ini berkaitan dengan kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga.
“IHSG diprediksi bergerak di level support 6.720-6.800, sedangkan level resist berada di 6.850-6.900,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Source : VIVA/Muhamad Solihin