Kelompok mahasiswa sayap kiri pada hari Sabtu menyerukan pemogokan nasional selama dua hari untuk memprotes dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan Tes Kelayakan Nasional sekaligus Masuk (NEET) untuk penerimaan medis.
Perselisihan besar terjadi setelah a rekor jumlah 67 siswa mendapat nilai tertinggi, dengan beberapa peraih nilai tinggi ini berasal dari pusat ujian yang sama di Haryana, sehingga menimbulkan dugaan kecurangan atau kebocoran kertas. Para siswa menuduh bahwa tanda anugerah yang dilebih-lebihkan telah diberikan dan mempertanyakan praktik tersebut.
Asosiasi Pelajar Seluruh India (AISA) menyerukan pemogokan pada tanggal 19 dan 20 Juni untuk memprotes dugaan korupsi dan salah urus yang dilakukan Badan Pengujian Nasional (NTA), yang melakukan ujian.
Sekretaris Negara AISA Delhi Neha menuduh Menteri Pendidikan Persatuan Dharmendra Pradhan tetap diam mengenai masalah ini. Dia menyoroti penderitaan siswa dan orang tua. Para calon dan mahasiswa NEET juga mengungkapkan keprihatinan mereka pada konferensi pers yang diadakan di New Delhi.
Ketua Persatuan Mahasiswa Universitas Jawaharlal Nehru (JNU) Dhananjay mengutuk NTA, menggambarkan penyimpangan NEET 2024 sebagai gejala dari masalah sistemik yang lebih dalam.
AISA, yang menuntut dilakukannya kembali ujian, penyelidikan independen terhadap dugaan korupsi dan pembubaran NTA, mendesak pelajar di seluruh negeri untuk mengambil bagian dalam pemogokan tersebut.
Sementara itu, sekelompok 20 siswa yang mengikuti ujian masuk kedokteran mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung pada hari Sabtu untuk meminta pembatalan ujian NEET-UG 2024. Itu pengadilan tinggi sudah mendengarkan petisi lainnya tentang masalah ini.
Petisi baru ini juga menuntut penyelidikan yang diawasi oleh SC oleh CBI atau lembaga independen lainnya atas dugaan penyimpangan tersebut dan meminta arahan kepada NTA dan pihak lain untuk melakukan pengujian lagi.
Pemerintah pusat dan NTA pada hari Kamis mengatakan kepada pengadilan tinggi bahwa mereka telah membatalkan tanda tenggang yang diberikan kepada 1.563 kandidat yang mengikuti ujian. Kandidat-kandidat ini mempunyai pilihan untuk mengikuti tes ulang atau mengabaikan nilai kompensasi yang diberikan kepada mereka karena kehilangan waktu. Tes ulang dijadwalkan pada tanggal 23 Juni bagi mereka yang ingin menulis ujian lagi.
Ujian diadakan pada tanggal 5 Mei di 4,750 pusat, dan sekitar 24 lakh kandidat mengikutinya. Hasilnya diumumkan pada tanggal 4 Juni, lebih cepat dari perkiraan tanggal 14 Juni.